
Mengenal 7 Jenis Marketing Funnel: Panduan Lengkap untuk Meningkatkan Konversi
Banyak referensi dan artikel yang menemukan fakta bahwa kegagalan bisnis membangun loyalitas pelanggan karena salah memahami customer journey atau perjalanan konsumen. Anda mungkin sudah mengeluarkan banyak biaya untuk iklan, SEO, dan campaign media sosial, tetapi konversi stagnan dan pelanggan mudah berpaling ke kompetitor.
Masalahnya bisa jadi karena Anda masih mengandalkan pendekatan satu arah, seperti awareness → beli → selesai. Padahal behavior konsumen saat ini bergerak non-linear. Mereka bisa tahu brand Anda dari TikTok, lalu mereka membandingkan harga lewat marketplace. Setelahnya mereka akan mencari review di YouTube dulu, baru kemudian melakukan pembelian di Instagram.
Artinya, konsumen modern membutuhkan lebih dari sekadar informasi. Mereka harus mendapatkan lebih banyak pengalaman menyenangkan dalam berbelanja. Di sinilah marketing funnel modern jadi penentu kemenangan.
Untuk itu, mari kenali 7 jenis marketing funnel era digital yang tidak hanya menuntun konsumen ke titik pembelian, tetapi juga membuat mereka menjadi pelanggan setia bisnis Anda.
Apa Itu Marketing Funnel?
Marketing funnel, atau sales funnel, adalah representasi visual dari perjalanan konsumen mulai dari mengenal brand Anda, mempertimbangkan produk, hingga akhirnya memutuskan melakukan pembelian, lalu jadi pelanggan setia bisnis Anda.
Konsep ini membantu Anda memahami dan mengelola setiap interaksi brand dengan konsumen dalam tahapan customer journey, sehingga dapat merancang strategi yang tepat untuk meningkatkan konversi.
Menurut referensi di situs digital marketing agency Indonesia, yaitu Redcomm Group, bisnis yang memahami dan menerapkan strategi marketing funnel yang disesuaikan dengan perilaku konsumen memiliki kemungkinan peningkatan konversi yang lebih tinggi.
7 Jenis Marketing Funnel Modern yang Wajib Anda Tahu!
Untuk bisa menerapkan strategi funneling dalam aktivitas marketing, mau tidak mau Anda perlu tahu dulu mengenai jenis marketing funnel di era modern seperti sekarang. Apa saja? Lanjutkan membaca penjelasan di bawah ini.
1. Traditional Marketing Funnel
Traditional marketing funnel adalah model klasik yang menggambarkan perjalanan konsumen secara linear melalui tahapan:
- Awareness (kesadaran).
- Interest (minat).
- Desire (keinginan).
- Action (tindakan).
Struktur implementasi strategi funnel ini dikenal juga dengan AIDA yang cocok Anda gunakan untuk memperkenalkan produk baru di pasar.
Hal ini karena memang model ini berfokus pada upaya menarik sebanyak mungkin prospek di bagian atas funnel dan secara bertahap menyaring mereka hingga menjadi pelanggan. Meskipun model ini telah digunakan selama lebih dari 100 tahun, namun masih relevan untuk memahami dasar perilaku konsumen.
Agar lebih mudah memahami jenis traditional marketing funnel, perhatikan contoh berikut:
Ada calon pelanggan yang melihat iklan skincare dari brand Anda di TikTok. Ia jadi menyadari keberadaan brand Anda ini, kemudian mulai mencari ulasan di Instagram. Bahkan ia mulai menonton cara penggunaan skincare di YouTube.
Calon pelanggan tersebut jadi makin tertarik dan akhirnya membandingkan skincare dari brand Anda dengan skincare dari brand lain, termasuk mencari tahu harganya. Setelah yakin, ia melakukan pembelian produk di e-commerce.
2. Reverse Marketing Funnel
Pengertian reverse marketing funnel berbanding terbalik dengan pendekatan tradisional, yaitu dimulai dari pelanggan yang sudah ada dan berfokus pada retensi serta loyalitas. Bisa dikatakan kalau implementasi strategi ini bertujuan untuk menjaga pelanggan lama dan meningkatkan customer lifetime value.
Di saat yang sama,penerapan strategi ini juga efektif untuk produk atau layanan dengan nilai tinggi dan siklus penjualan yang panjang. Nah, kunci keberhasilan strategi ini terletak pada:
- Penerapan loyalty program, misalnya pemberian insentif berbentuk voucher diskon, kupon belanja eksklusif yang bisa digunakan pada pembelian berikutnya, penukaran poin, dan sebagainya.
- Referral campaign, di mana pelanggan yang merekomendasikna brand Anda kepada orang lain dapat membantu memperluas jangkauan bisnis dan mendatangkan lebih banyak potential leads.
- Personalized email follow up melalui penerapan strategi email marketing, seperti ucapan selamat ulang tahun, penawaran khusus, email ucapan terima kasih, dan lainnya.
- Excellent after sales support atau adanya customer service yang siap memberikan layanan pelanggan yang responsif dan terbaik.
Ketika berhasil membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan eksisting, Anda sudah bisa dipastikan lebih mampu mendorong pembelian berulang dan rekomendasi dari mulut ke mulut.
Bahkan menurut MTR Marketing, pendekatan ini sangat efektif untuk bisnis yang menjual produk atau layanan bernilai tinggi yang memerlukan siklus penjualan lebih panjang.
3. Customer Lifecycle Marketing
Customer lifecycle marketing adalah marketing funnel yang pendekatannya berfokus pada seluruh siklus hidup pelanggan, dari akuisisi hingga retensi dan advokasi. Strategi ini melibatkan personalisasi komunikasi dan penawaran berdasarkan tahap siklus pelanggan, sehingga meningkatkan kepuasan dan loyalitas.
Artinya, pelanggan tidak akan berhenti pada tahap pembelian saja, melainkan terus berputar melalui siklus: Awareness → Engagement → Conversion → Retention → Advocacy.
Implementasi customer lifecycle marketing membutuhkan strategi yang meliputi produksi dan publikasi content marketing edukatif, konten interaktif di media sosial, atau pengiriman email newsletter yang berisi tips dan update produk.
Ketiga jenis marketing funnel di atas sebenarnya bukanlah hal baru, hanya pengembangan dari strategi sales funnel yang sudah ada, namun disesuaikan dengan perilaku pelanggan di era modern saat ini.
4. Digital Marketing Funnel
Digital marketing funnel menyesuaikan model tradisional dengan perilaku konsumen di era digital. Funnel ini mencakup tahapan:
- Exposure (paparan).
- Discovery (penemuan).
- Consideration (pertimbangan).
- Conversion (konversi).
- Retention (retensi).
Strategi ini memanfaatkan berbagai saluran digital, seperti SEO, media sosial, email marketing, dan konten untuk mengarahkan konsumen melalui funnel. Menurut CareerFoundry, funnel ini memiliki lebih banyak tahapan, tidak linear, dan menempatkan pelanggan di pusatnya.
5. Content Marketing Funnel
Content marketing funnel menggunakan konten sebagai alat utama untuk mengarahkan konsumen melalui tahapan funnel.
Konten yang relevan dan bernilai membantu membangun kesadaran, mendidik prospek, dan mendorong konversi. Bentuk kontennya pun bisa menyesuaikan kebutuhan, seperti blog SEO, YouTube tutorial, e-book, webinar, hingga Podcast.
Strategi ini sangat efektif dalam membangun kepercayaan dan otoritas merek, bahkan dapat membantu menghasilkan prospek dan mengubah pengunjung situs web menjadi pelanggan yang membayar.
6. Inverted Marketing Funnel
Inverted marketing funnel, atau funnel terbalik, memulai dengan audiens yang sangat tertarget dan memperluas jangkauan seiring waktu.
Pendekatan ini cocok untuk bisnis B2B atau produk dengan siklus penjualan panjang, di mana hubungan yang mendalam dengan prospek lebih penting daripada menjangkau massa.
Demand Exchange menjelaskan bahwa funnel ini memprioritaskan keterlibatan mendalam dan prospek berkualitas tinggi sejak awal, memperluas jangkauan seiring hubungan yang semakin solid.
7. Email Marketing Funnel
Email marketing funnel memanfaatkan email sebagai saluran utama untuk membina hubungan dengan prospek dan pelanggan. Segmentasi yang tepat dan konten yang dipersonalisasi, email dapat digunakan untuk mengarahkan konsumen melalui setiap tahap funnel, dari kesadaran hingga loyalitas.
Bahkan dalam artikel di situs Omnisend ada penjelasan mengenai funnel pemasaran berfokus pada menarik pelanggan baru dengan membangun kesadaran dan mendorong minat, bahkan di antara mereka yang tidak mengenal bisnis Anda.
Memahami dan menerapkan berbagai jenis marketing funnel modern adalah langkah krusial untuk meningkatkan efektivitas strategi pemasaran.
Jangan lupa, lakukan penyesuaian pendekatan berdasarkan perilaku dan kebutuhan konsumen, Anda dapat meningkatkan konversi, retensi, dan loyalitas pelanggan.
Selain itu, ada baiknya Anda juga menggunakan data dan teknologi untuk menginformasikan strategi, dan terus evaluasi serta optimalkan funnel Anda untuk mencapai hasil yang maksimal.
Referensi:
- https://www.salesforce.com/resources/research-reports/state-of-marketing/
- https://advertising.amazon.com/library/guides/marketing-funnel
- https://www.mtrmarketing.com/blog/how-to-calculate-your-reverse-funnel-for-attainable-2023-goals
- https://www.invespcro.com/blog/customer-retention-optimization/
- https://www.omnisend.com/blog/customer-lifecycle-marketing/
- https://careerfoundry.com/en/blog/digital-marketing/digital-marketing-funnel/
- https://neilpatel.com/blog/how-marketing-funnels-work/
- https://demandexchange.com/flipping-the-script-reversing-the-marketing-funnel-in-b2b-marketing/
- https://www.omnisend.com/blog/email-marketing-funnel/